Sebagai orang yang baru mulai mengasah kemampuan membaca menggunakan bahasa Inggris, menemukan bahan bacaan yang sesuai dengan kemampuan mungkin terasa membingungkan. Tapi, saya akan berbagi daftar bacaan yang bisa dibaca oleh para pemula. Buku-buku yang saya ambil memiliki kosa kata yang mudah dipahami, jalan cerita yang menarik, serta rating yang bagus di Goodreads. Yang paling utama, buku-buku ini memiliki kesamaan: semuanya merupakan novel anak yang tetap bisa dibaca orang dewasa.
***
A Little Princess
by Frances Hodgson Burnett
Goodreads rating: 4.2/5
Ini adalah novel klasik yang target pembacanya adalah anak-anak. Novel ini bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Sara Crewe, yang bersekolah di boarding school di Inggris. Walaupun ayah Sara sangat kaya dan Sara sering mendapat hadiah, Sara tidak pernah jadi sombong. Ia selalu berlaku sangat baik ke teman-teman dan seluruh staf di sekolah.
Ketika ayah Sara meninggal, kepala sekolah mengambil semua barang milik Sara — hanya menyisakan sedikit untuknya — dan menyuruhnya tinggal di loteng yang tidak layak huni. Sara tetap berbaik sangka dan berlaku baik, terlepas dari perlakuan buruk kepala sekolah.
Saya menyarankan novel ini untuk dibaca karena, seperti kebanyakan novel anak, bahasanya mudah dimengerti pembaca pemula bahasa Inggris. Ceritanya juga sangat menyentuh. Selain itu, novel ini tidak terlalu tebal (tergantung cetakan penerbit), sehingga tidak berat di tangan dan bisa dibaca dalam waktu yang relatif lebih singkat. Yang menyenangkan, novel ini tidak punya sekuel, jadi pembaca tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan sekuelnya.
Matilda
by Roald Dahl
Goodreads rating: 4.32/5
I know, sebagian pembaca yang sedang membaca artikel ini mungkin sudah pernah menonton film Matilda. Film Matilda diangkat dari novel berjudul sama yang ditulis oleh Roald Dahl.
Novel ini bercerita tentang Matilda, seorang anak perempuan jenius yang memiliki ayah dan ibu yang tak suka membaca, serta tidak melihat pentingnya pendidikan bagi perempuan. Matilda kemudian didaftarkan ke sekolah yang memiliki kepala sekolah diktator. Matilda menggunakan kekuatan supernya untuk membuat kepala sekolah minggat.
Saya menyarankan novel anak yang satu ini untuk dibaca karena tokoh utamanya seorang anak perempuan jenius yang umurnya baru 5 setengah tahun dan memiliki kemampuan super akibat kejeniusannya. Tokoh utamanya ini agak tidak biasa, karena umumnya tokoh utama di novel anak menonjolkan keingintahuan dan petualangan khas anak kecil. Mereka berusaha mengalahkan orang dewasa yang jahat dibantu dengan orang dewasa dan/atau teman-teman yang baik.
Sebaliknya, Matilda membela dirinya sendiri dan melawan orang dewasa yang jahat tanpa bantuan siapapun. Ia punya segala cara untuk membalas perlakuan orang tuanya. Di sekolah, ia menggunakan kemampuan super demi membalas perlakuan kepala sekolah.
Oh iya, pembaca tidak perlu khawatir harus mengeluarkan banyak uang, karena novel ini tidak punya sekuel.
Charlie and the Chocolate Factory
by Roald Dahl
Goodreads rating: 4.14/5
Seperti halnya Matilda, saya yakin sebagian pembaca sudah akrab dengan judul buku ini karena sudah menonton filmnya.
Charlie and the Chocolate Factory adalah novel anak karya Roald Dahl. Novel ini bercerita tentang petualangan Charlie Bucket dan empat orang anak yang mendapat tiket emas di dalam pabrik cokelat milik Willy Wonka.
Sebenarnya, novel ini punya sekuelnya, tetapi membaca buku ini saja pun tidak masalah. Satu hal yang membuat saya menyarankan novel-novel anak dari Roald Dahl adalah jalan cerita yang ditawarkan. Petualangan anak-anak di dalam karya-karyanya sangat hidup (lively), fantastis, dan berwarna. Saya lebih menyarankan baca novelnya ketimbang menonton film adaptasinya karena imajinasi yang terbentuk — serta ilustrasi penunjangnya — berbeda dari adaptasinya. Cerita dalam bukunya terasa lebih hidup ketimbang film, jadi untuk orang-orang yang sudah membaca novelnya lebih dulu seperti saya kecewa saat menonton filmnya.
The School for Good and Evil #1
by Soman Chainani
Goodreads rating: 4.02/5
Apa jadinya kalau dongeng-dongeng internasional yang sudah akrab di ingatan kita — Cinderella, Rapunzel, Hansel dan Gretel, dan lainnya — jadi alumni-alumni sekolah dongeng yang mendapat Akhir Bahagia mereka dan jadi inspirasi salah satu dari kedua tokoh utama dalam novel ini?
Itulah premis yang ditawarkan oleh penulis. Sophie merupakan seorang anak perempuan yang penampilannya seperti Rapunzel di film animasi Tangled, sementara Agatha memiliki penampilan seperti anak perempuan emo. Siapa yang menyangka kalau Agatha yang terlihat emo dimasukkan ke Sekolah Kebaikan (the School for Good) dan Sophie yang terlihat secantik Rapunzel dimasukkan ke Sekolah Keburukan (the School for Evil)?
Ada total 6 buku dalam series, ditambah buku suplemen yang berjudul The Ever Never Handbook. Novel ini menjadi pembuka petualangan Sophie dan Agatha di Sekolah Kebaikan dan Keburukan (The School for Good and Evil). Ending novel pertama dalam seri ini merupakan plot twist. Pembaca tidak akan menemukan Akhir Bahagia seperti formula dongeng kerajaan pada umumnya.
The Land of Stories: The Wishing Spell (The Land of Stories #1)
by Chris Colfer
Goodreads rating: 4.24/5
Gimana jadinya kalau kita bisa masuk ke buku dongeng dan malah berpetualang demi bisa keluar dari buku dongeng?
Alex dan Conner Bailey mendapatkan petualangan di buku dongeng ajaib yang diberikan oleh nenek mereka. Mereka harus mengumpulkan barang-barang tertentu untuk membantu mereka kembali ke dunia nyata. Sayangnya, Ratu Jahat (the Evil Queen) mencoba merebut barang-barang dari mereka.
The Land of Stories karya Chris Colfer ini memiliki satu kesamaan dengan The School for Good and Evil karya Soman Chainani: keduanya remake cerita dongeng. Perbedaannya, latar negeri dongeng beserta tokoh-tokoh dongengnya lebih dominan di The Land of Stories, sementara Chainani hanya mengambil sifat/fitur dari dongeng-dongeng terkenal, tetapi tokoh-tokoh di The School for Good and Evil original.
Buku ini sangat mudah untuk diikuti pembaca yang baru mulai belajar bahasa Inggris. Tapi, untuk yang sudah pernah baca satu-dua buku bahasa Inggris, mungkin narasi dalam novel ini terkesan sedikit lebih hambar ketimbang novel di genre yang sama.